Sabtu, 11 Juli 2015

3 Hal Ini, Kenapa 500.000 Sarjana Menganggur



Yap benar, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran terdidik lulusan universitas pada 2013 sebanyak 434.185 meningkat menjadi 495.143 pada 2014 atau hampir 500.000 sarjana menganggur.

Tak ada yang lebih pedih dan menyesakan daripada menjadi pengangguran, apalagi pengangguran terdidik. Kuliah 4 atau 5 tahun seperti terbuang sia-sia, juga biaya kuliah yang dikeluarkan orang tua terasa tak berguna.

Setiap hari berjibaku mengirim lamaran pekerjaan, berdesakan disetiap kesempatan. Dengan keringat yang bercucuran, wajah yang kusut serta rasa frustasi yang mendera.

Jadi kenapa 500 ribu lulusan sarjana menjadi pengangguran? . Ada 3 Hal yang bisa menjelaskan kenapa begitu banyak sarjana yang menganggur.

Jobless Factor #1 : Stupid Graduates.
 Faktor yang pertama ini adalah dari sarjananya sendiri yang tulalit. Maksudnya banyak lulusan sarjana yang penguasaan teori, kreativitas serta kapasitas intelektualitasnya tidak memadai.

Walaupun banyak orang suka bilang "ah buat apa teori, yang penting tuh praktek" ini statement yang salah. yap, karena bila kalian ingin menjadi seorang profesional hebat di bidang jurusan-mu, ya ilmu-mu harus benar-benar fasih

Sekali lagi, Anda hanya akan mudah menjadi pengangguran atau karyawan abal-abal jika penguasaan teori mu di bidang kerjamu nanti sangat buruk. Jadi wajar saja kenapa begitu banyaknya yang menjadi pengangguran yang terdidik saat ini, karena ilmunya ga bertambah.

Jobless Factor #2 : Overqualified Skills.
Di Indonesia secara persentase lulusan SMA/SMK lebih banyak terserap dalam lapangan pekerjaan dibanding lulusan S1. Kenapa bisa begitu? karena kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan cukup sebatas SMA/SMK. Ribuan pabrik masih menggunakan lulusan SMA/SMK ini untuk level mereka.

Demikian juga, untuk di sektor perdagangan. Ribuan toko, mal, dsb. hanya butuh yang lulusan SMA saja. Mungkin mereka berpikir bila mempekerjakan lulusan S1 nanti malah sok gengsi dan minta gaji mahal lagi.

 Jobless Factor #3 : Low Economic Growth.
Pada akhirnya elemen terakhir ini menjadi faktor kunci yang menentukan angka pengangguran sebuah negara.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara yang cenderung melambat atau kurang bagusnya pertumbuhan ekonomi membuat industri dan perusahaan enggan melakukan ekspansi (perluasan) . Artinya kebutuhan akan tenaga kerja baru juga stagnan. dari sinilah bermunculannya barisan pengangguran Sarjana.

Karena umumnya pertumbuhan ekonomi yang ideal adalah sekitar 8-10%. sedangkan pertumbuhan ekonomi indonesia hanya sekitar 4.7%. masih jauh dari harapan.


DEMIKIANLAH, 3 faktor kenapa ratusan ribu sarjana S1 menganggur, ada yang berasal dari kompetensi diri adapula yang berasal dari alasan makro.

Pesan untuk seluruh teman-teman, baik yang masih menjadi seorang mahasiswa, ataupun yang sudah lulus tetapi masih menganggur.  You create your own future. You write your own storyline.

1 komentar: